Di Puncak Acara IWTIF 2024, Dinas Pariwisata DKI Bertekad Akan Kalahkan Bali dengan Tradisi Etnaprana Betawinya
Published on: May 25, 2025

Tiga asosiasi bidang Spa Wellness yakni IWMA (Indonesia Wellness Master Association), WHEA (Wellness & Healthcare Entrepreneur Association) & IWSPA (Indonesia Wellness Spa Professional Association) menggelar Etnaprana Workshop secara offline dan Etnaprana Battle secara online & offline di Orange Groves-Lot 19, PIK 2 selama tiga hari.
Acara yang dibuka pada Jumat (6/12/2024) ini merupakan puncak dari penyelenggaraan Indonesia Wellness Tourism International Festival (IWTIF) 2024 yang sudah berlangsung secara online sejak bulan November 2024 lalu.
Tiga asosiasi bidang Spa Wellness yakni IWMA (Indonesia Wellness Master Association), WHEA (Wellness & Healthcare Entrepreneur Association) & IWSPA (Indonesia Wellness Spa Professional Association) menggelar Etnaprana Workshop secara offline dan Etnaprana Battle secara online & offline di Orange Groves-Lot 19, PIK 2 selama tiga hari.
Acara yang dibuka pada Jumat (6/12/2024) ini merupakan puncak dari penyelenggaraan Indonesia Wellness Tourism International Festival (IWTIF) 2024 yang sudah berlangsung secara online sejak bulan November 2024 lalu.
Diketahui, tiga asosiasi yang selama ini telah berupaya menemukenali Ethnowellness Nusantara (Etnaprana) dari berbagai suku bangsa di Indonesia itu telah menggelar acara IWTIF untuk kali keempatnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Board Etnaprana, Dra. Agnes Lourda Hutagalung, CONFEC, ITEC, CIBTAC, BABTAC, Diplom, Arom, WM, CIDESCO memaparkan tentang Etnaprana kepada para undangan di acara tersebut.
“Etnaprana merupakan sebuah konsep yang menggambarkan keanekaragaman tradisi dan budaya, termasuk obat dan pelayanan kesehatan tradisional Indonesia,” jelas owner dari Gayaspa tersebut.
Dalam kesempatan itu, Lourda mengungkapkan beberapa tujuan dalam tiga kegiatan yang dilakukan secara offline dan online mulai tanggal 6,7 dan 8 Desember 2024.
Pertama, memperkenalkan dan mempromosikan Etnaprana sebagai Jenama Lokal unggulan asli Indonesia.
Kedua, mengangkat potensi Etnaprana agar dapat dipromosikan menjadi tuan di negeri sendiri secara mendunia, sehingga dapat bersaing dengan tradisi kesehatan lainnya. Misalnya dari India Ayurveda, dari China Traditional Chinese Medicine (TCM) dan Spa Amerika.
Ketiga, memperkenalkan Indonesia sebagai sentra pengembangan inovasi industri kebugaran urban dan berbasis budaya nusantara.
Keempat, Wellness Tourism menjadi platform dalam mempromosikan inclusive business di Indonesia. Terutama potensi kekayaan SDA Indonesia untuk penyediaan bahan baku produk herbal dan tradisional. Serta dapat memberikan multiplier effect karena menjangkau seluruh aspek.
Kelima, menjadikan IWTIF sebagai Event International Wellness Tourism yang rutin diadakan setiap tahunnya dan menjadi ajang edukasi serta referensi untuk perkembangan Etnaprana.
Akademi Spa Sementara itu, Ketua IWTIF 2024 Dra. Yulia Himawati menyatakan, digelarnya acara tingkat nasional dan internasional ini agar masyarakat dunia mengetahui bahwa Indonesia bukan cuma Bali atau Jawa saja.
“Tapi banyak daerah lain yang juga punya kearifan lokal. Baik itu dari sisi pelayanan produk kesehatan, bahkan herbalnya,” papar Yulia.
Bahkan, lanjutnya, seorang peneliti minyak atsiri menyebutkan ada sekitar 200 jenis minyak atsiri di dunia dan 30%-nya berasal dari di Indonesia.
“Tentu saja ini potensi yang sangat besar dalam hal aromaterapi. Jadi mungkin belum digarap secara maksimal oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia bahwa kita punya nilai jual yang sangat tinggi. Itu dari sisi produk dari sisi pelayanan terutama SDM-betapa kita butuh sekali pelatihan-pelatihan untuk para SDM Spa,” ujarnya.
Yulia menegaskan bahwa spa yang di bawah tiga asosiasi itu memang betul-betul spa wellness.
Ketiga asosiasi sangat ingin stigma negatif tentang spa itu hilang. Jangan sampai masyarakat masih menghubungkan spa dengan stigma negatif untuk para SDM-nya. Padahal mereka tuh belajarnya luar biasa susah. Tidak semudah yang orang pikirkan. Dia harus belajar anatomi tubuh, dia harus tahu sistem di mana orang boleh ditekan dan tidak boleh ditekan. Dia juga harus belajar filosofinya,” paparnya.
Ketika dia mempelajari etno Minang, etno Batak, etno Madura, Sulawesi, Kalimantan, Dayak dan sebagainya, sambung Yulia, dia harus tahu filosofinya bagaimana sampai adanya budaya kesehatan seperti ini. “Itu yang kita ajarkan juga kepada mereka,” imbuh Yulia.
Di samping itu, terang Yulia, tentunya mengajarkan akhlak mulia. Sebab akhlak itu penting dalam mengerjakan pekerjaan secara profesional.
“Jangan sampai mereka tergoda oleh hal-hal yang negatif. Karena ini abu-abu areanya. Skin to skin mereka bersentuhan dengan customer. Tapi mereka harus menjaga akhlak dengan baik,” jelasnya.
Tak hanya itu, terapis di bawah tiga asosiasi ini harus bekerja secara profesional sehingga dari tempatnya melatih terdapat asosiasi wellness akademi yang sudah berdiri sejak 2012.
“Sekarang sudah terakreditasi oleh pemerintah, baik itu pendidikan maupun ketenagakerjaan. Di situ dilatih betul-betul mereka yang memang profesional di bidangnya sehingga bisa diterima oleh industri,” tandasnya.
Support Pemerintah Ketua Sub Kelompok Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta Raymond Stefanus, menyatakan dukungannya terhadap kegiatan IWTIF 2024.
Bahkan, menurutnya, di tahun depan ada kegiatan partisipasi dalam konferensi internasional.
“Nah , tempatnya yang pasti sudah fiks itu satu di Dubai dan di Jepang. Jadi nanti konsepnya kita akan terlibat dalam intinya meningkatkan kompetensi dan pengetahuan wawasan teman-teman di industri pariwisata,” tambahnya.
Raymond menambahkan bahwa dalam pengembangan nanti, industri pariwisata ini bisa bersaing secara global. Bahkan pihaknya sudah menyiapkan bidang pemasaran yang memang punya kegiatan untuk memasarkan potensi-potensi yang ada di Jakarta.
“Kita bisa support tahun depan. Dari teman-teman spa wellness ini mau bikin kegiatan apa, kita bisa dukung. Nanti bentuknya mungkin kita support dari meeting package-nya atau mungkin dari narasumbernya,” paparnya.
Tak mau kalah dengan Bali, Raymond menegaskan bahwa Dinas Pariwisata DKI Jakarta akan memajukan tradisi Betawi. “Selama ini kan kita mungkin tahu kalau terkait wellness itu yang terdengar namanya itu kan di Bali. Kita juga pengen memajukan agar Jakarta ini dengan Etnaprana bisa lebih baik lagi dan bisa lebih ee terkenal, terutama Betawinya,” tutupnya.